"Selamat Datang di Blog Fitria Mayangsari."

Selasa, 22 November 2011

Prinsip dasar komunikasi yang efektif

1. Karakteristik sumber

     Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.
Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa. Oleh sebab itu menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawai, komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu komunikasi.
Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya. Teori dasar biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.

2. bentuk dan teknik penyajian pesan

    numpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak, biasanya dilakukan pada ranah politik/bisnis.
  •  Teknik integrasi
        Kemampuan komunikator untuk menyatukan diri secara komunikatif dengan komunikan menjadi peran integrasi. Hal ini menandakan bahwa komunikator “senasib”, dan karena itu menjadi satu dengan komunikan.
  •  Teknik ganjaran
     Kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara mengiming-imingi hal yang menguntungkan atau menjanjikan harapan.teknik ini berdaya upaya menumbuhkan kegairahan emosional.
  • Teknik tataan
       Upaya menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga enak didengar atau dibaca serta termotivasikan untuk melakukan sebagaimana disarankan oleh pesan tersebut. Teknik ini menata pesan dengan imbauan emosional sedemikian rupa, sehingga komunkan tertarik perhatiannya.
  • Teknik red herring
          Berasal dari sebuah nama ikan yang hidup di samudera atlantik utara, kebiasaan ikan red herring dalam membuat gerak tipu ketika diburu oleh pemangsa/manusia. Dalam kaitan persuasif, ketika dalam posisi terdesak, seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan adalah dengan mengelakkan argumentasi yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang dikuasainya, guna dijadikan senjata yang ampuh dalam menyerang lawan.

3. karakteristik seluruh komunikasi

ada istilah karakteristik komunikasi yang disampaikan oleh Dr Turnomo Rahardjo,
     1. People communicate for a variety of reason: manusia berkomunikasi dengan berbagai macam alasan, misal intelektual (contoh: diskusi kluiah di kelas), emosional (misal: mengungkapkan kejengkelan atas suatu ketidak-adilan), dan sosial (misal: memberi masukan solusi untuk menangani masalah air rob di Semarang).

     2. Communication may have intentional and unintentional effects: apa yang kita katakan dan lakukan tidak selalu dimaknai orang lain seperti yang kita kehendaki. Setiap orang memiliki otonomi (free will) dalam memaknai suatu realitas. Moralitas dari hal tersebut: jangan pernah menyatakan diri paling benar karena kalau demikian akan menimbulkan polarized communication - akan akada pengkutuban komunikasi dimana kedua kutub bertentangan (konflik)

     3. Communication involves the use of symbols: Lambang-lambang verbal dan non verbal secara lisan maupun tertulis merupakan alat utama dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan.

     4. Communication involves at least two people, to varying degrees, influence to each other’s actions: Berkomunikasi dengan (lebih dari sekadar) kepada orang lain. Communicate With Others (setara); Communicate To Others (tidak setara). Esensi komunikasi adalah dialog: memberikan kesempatan kepada banyak suara atau pendapat.

     5. Communication needs not be successful to have occurred: Komunikasi tidak mesti langsung berhasil, gak jadi soal berhasil atau tidak. Komunikasi adalah proses (misal perundingan GAM dengan Jakarta perlu berkali-kali untuk sampai pada kesepakatan)

Komunikasi adalah proses bertemunya orang yang memiliki perbedaan frame of reference dan field of experince guna menciptakan commonness.

4.karakteristik khalayak

    Pada kesempatan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai konsep dari audiences/khalayak, yang memiliki banyak makna dan manifestasinya. Terdapat beberapa konsep tentang audiences/khalayak, Isu utama yang dapat dipakai dalam menunjukkan tentang teori audience/khalayak dapat dijelaskan dari tujuan dan kerangka analisisnya, apakah ada hubungan antara media komunikasi dengan khalayaknya, baik visualisasinya secara aktual maupun secara maya.

1. Konsep Khalayak
    Kata khalayak/audiences menjadi mengemuka ketika diidentikan dengan “receivers” dalam model proses komunikasi massa (source, channel, message, receiver, effect) yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm (1955). Audiences/khalayak merupakan istilah yang dipakai oleh para praktisi media dan para ahli komunikasi untuk mengenali para pengguna media agar dapat mengidentifikasi mereka. Walaupun dalam implementasinya terdapat banyak pemahaman dan definisi audiences/khalayak. Khalayak juga merupakan produk dari konteks sosial (mengarah pada kepentingan kultural yang sama tentang pemahaman akan sebuah informasi) dan tanggapan terhadap informasi yang diberikan oleh media. Audiences/Khalayak sering diidentifikasikan ketika menetapkan obyek yang berada pada saat kesempatan yang sama, kategori sosial dan penduduk yang tinggal di tempat yang sama, selain itu Audience/Khalayak bisa dikatakan pengguna media dengan pola pikir, penggunaan, ketersediaan, gaya hidup, dan rutinitas yang sama.

     Dengan demikian Audience/Khalayak dapat didefinisikan dengan beberapa aspek: aspek lokasi (seperti dalam kasus media lokal); aspek personal (seperti ketika media dicirikan dengan mengacu pada kelompok usia tertentu, jenis kelamin, keyakinan politik atau pendapatan); aspek jenis media yang dipakai (teknologi dan organisasi gabungan); aspek isi pesan (genre, materi pelajaran, gaya); aspek waktu ('primetime' dan ‘primetime’, penonton dan juga lama menonton)

      Ada beberapa karakteristik dari jenis Audience/Khalayak yang muncul seiring dengan berjalannya waktu dan kemajuan media. Nightingale (2003) mengemukakan tipologi baru yang berupa keanekaragaman baru, diantaranya ada 4 (empat) jenis sebagai berikut :

    • Audiences/Khalayak sebagai orang berkumpul. Pada dasarnya diukur sebagai agregat
memperhatikan presentasi media tertentu atau produk pada waktu tertentu. ini
disebut dengan penonton
    • Audience/Khalayak sebagai penonton yang berbicara. Merujuk kepada sekelompok orang
yang digambarkan oleh komunikator dan untuk konten yang dibentuk. Hal ini juga
dikenal sebagai audiens tertulis.
    • Audience/Khalayak sebagai penonton yang mengalami langsung kejadian. Penerimaan
pengalaman sendiri atau dengan orang lain sebagai sebuah peristiwa interaktif
dalam kehidupan sehari-hari, dalam konteks oleh tempat atau fitur lain.
    • Audiene/Khalayak dimana penonton yang mendengar. Dasarnya mengacu pada
partisipatif pengalaman penonton, ketika penonton terbawa dalam sebuah pertunjukan
atau diaktifkan untuk berpartisipasi dari jarak jauh berarti memberi tanggapan
pada waktu yang sama.



Sumber : " Wiryanto 2004 " pengantar ilmu komunikasi

Komunikasi dan budaya

1. peranan kebudayaan dalam kehidupan manusia

    Pada dasarnya manusia yang lahir dan berkembang mengikuti dan mencontoh nilai-nilai yang berada di lingkunganya, hal ini tidak terlepas dari peranan wilayah sekitar yang memberikan contoh dalam perkembangan pada setiap manusianya. Budaya memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan manusianya, sebagai contoh, setiap manusia memiliki naluri dan kemampuan menyerap apa yang menjadi contoh di kehidupanya, di ibaratkan sebuah balon gas berwarna warni yang dapat terbang di udara, kita melihat balon itu dapat terbang bukan berdasarkan warnanya, namun yang menjadi intinya adalah isi dari balon tersebut. Dari beberapa panjabaran diatas ada beberapa sedikit kesimpulan yang di ambil tentang makna kebudayaan, dimana kebudayaan sangat berperan penting dalam setiap kehidupan manusia sebagai landasan berfikir dan bertindak.
   Dengan memaknai dan mengamalkan arti dari kebudayaan kita dapat menyimpulkan bahwasanya kebudayaan sebagai landasan dasar manusia untuk berkembang dan bertindak di dalam kehidupan. Jika kita mengutip perkataan dari beberapa tokoh seperti yang di utarakan Mohamad Hatta tentang kebudayaan, dimana kebudayaan selalu berkaitan dengan hal-hal yang bersifat baik, jadi kebudayaan menurut Hatta sendiri adalah suatu hal yang lebih ditekankan pada hal yang baik dan tidak terkesan negative. Sebagai contoh seorang mahasiswa yang belajar ilmu matematika dan kemudian dalam pengamalanya ilmu tersebut di gunakan bukan untuk hal yang bersifat negative namun ilmu tersebut di gunakan untuk membangun kehidupan sesama manusianya.
    Proses humanisasi adalah hal yang harus ditekankan dalam kehidupan bermasyarakat, ketika manusia bisa memanusikan sesamanya, hal ini jelas sangat penting di tekankan di kehidupan kita. Pengaruh globalisasi yang terbentuk dalam ruang-ruang yang lebih sempit (glokalisasi) yang diutarakan Ritzer. sangatlah mengusik tatanan budaya pada masyarakat lokalnya. Cepatnya arus informasi, teknologi dan perputaran barang pada satu waktu yang bersamaan dapat memberikan kemudahan bagi manusianya, namun disisi lain hal ini sangat berpengaruh terhadap tatanan budaya lokalnya. Tatanan nilai-nilai lokal harus di pelihara sedemikian baik sehingga masyarakat dapat memfilter segala bentuk hal yang dapat merusak tatanan budaya masyarakat lokalnya.
2. pengaruh kebudayaan terhadap komunikasi
    pengaruh kebudayaan terhadap komunikasi ini , Perubahan situasi dunia, organisasi menghadapi berbagai tantangan bisa mengadopsi budaya organisasi yang tidak hanya fleksibel tapi juga harus sensitif terhadap perebedaan budaya. Perkembangan jumlah, variasi, kedudukan dan peran organisasi dalam proses transformasi masyarakat menimbulkan beberapa pertanyaan mendasar, apakah budaya yang menjadi landasan sosial tetap mampu berfungsi sebagai kerangka acuan dalam transformasi masyarakat dan membawa manfaat untuk perubahan yang diinginkan.
    Semua organisasi mempunyai satu budaya yang bergantung pada kekuatannya. Budaya dapat mempunyai pengaruh yang bermakna pada sikap dan perilaku anggota-anggota organisasi (Robbins : 1996). Orang mulai belajar untuk bergantung dan menaruh harapan pada budaya. Budaya dianggap mampu memberikan stabilitas dan jaminan bagi mereka, karena mereka dapat memahami hal-hal yang sedang terjadi dalam masyarakat mereka dan mengetahui cara menanggapinya.
Sumber : pengantar ilmu komunikasi " Deddy Mulyana "

Komunikasi antar - pribadi

1. Definisi komunikasi antar pribadi
   Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999).
    Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya. 


tiga pendekatan utama tentang pemikiran komunikasi antar pribadi berdasarkan :
- komponen - komponen utama 
- hubungan diadik
- pengembangan

2. tujuan komunikasi antar pribadi
    Setiap hari orang tidak akan lepas untuk mengadakan komunikasi antarpribadi dengan orang lain. Masing-masing orang mempunyai maksud maupun tujuan-tujuan dalam menyampaikan pesan terhadap orang lain. Komunikasi dengan orang lain atau disebut juga dengan komunikasi antar pribadi, mempunyai tujuan-tujuan. Seperti yang dikemukakan oleh Liliweri bahwa tujuan komunikasi meliputi empat hal (Liliweri, 1991: 9),yaitu:
     (1) social change/ social participation,
     (2) attitude change,
     (3)opinion change, dan
     (4) behavior change.
     Tujuan pokok dalam berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi orang lain, dan menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat mempengaruhi, agen yang dapat menentukan atas lingkungan kita menjadi suatu yang kita maui (Sugiyo, 2005: 9).
     Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan komunikasi antarpribadi adalah:
  1. Untuk memahami dan menemukan diri sendiri.
  2. Menemukan dunia luar sehingga dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
  3. Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang
    lain,
  4. Melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat mengubah sikap dan perilaku sendiri dan orang lain,
  5. Komunikasi antarpribadi merupakan proses belajar
  6. Mempengaruhi orang lain
  7. Mengubah pendapat orang lain
  8. Membantu orang lain.
     Dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi antarpribadi adalah untuk dapat bersosialisasi dengan orang lain, membantu orang lain. Melalui komunikasi antarpribadi ini kita dapat menjadikan diri sebagai suatu agen yang dapat mengubah diri dan lingkungan sesuai dengan yang kita kehendaki, selain itu komunikasi ini juga bertujuan sebagai suatu proses belajar menuju perubahan yang lebih baik.

3. komunikasi transaksional
    komunikasi transaksional di kembang oleh barnlund pada tahun 1970, menggaris bawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah kimunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.

4. Efektifitas komunikasi antar pribadi
     Menurut Johson dan Smith dalam Anita Lie (2002:5), “kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Belajar bukan hanya proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan bersama.
   Meskipun telah digulirkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, namun kenyataannya masih banyak sekolah yang masih menggunakan paradigma lama yakni hanya menerapkan pola pembelajaran satu arah di kelas (guru ke murid), sehingga umpan balik (feedback) sulit untuk terjadi.
  Guru yang melakukan kegiatan belajar mengajar hanya berorientasi pada tujuan-tujuan dan materi pembelajaran, mereka ini menerapkan apa yang oleh Paulo Freire disebut banking concept.
Konsep bank menurut Pauleo Freire adalah cara guru yang memandang bahwa mengajar itu seperti orang yang memasukkan uang ke bank. Uang dimasukkan ke bank dan akan mendapat bunga. Guru mengajar dan murid belajar, guru menerangkan dan murid mendengarkan, guru bertanya dan murid menjawab. Konsep itu tidak manusiawi (Freire:1972) dalam Nasution (1989:31) dan terjadi sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Paulo Freire tersebut. Guru hanya melakukan kegiatan belajar mengajar yang terbatas di dalam kelas sementara tidak melihat sisi lain dari interaksi tersebut.
    Tugas guru tidak hanya pada kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi juga melakukan bimbingan di luar kelas, khususnya mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa, baik kesulitan mengenai pelajaran ataupun masalah psikologi yang diperolehnya dari luar, seperti keluarga dan teman pergaulan. Perilaku guru merupakan salah satu faktor yang berperan dalam memotivasi semangat belajar para peserta didik. Suatu kondisi yang menyenangkan apabila guru dapat menunjukkan sikap yang akrab, bersahabat dan memahami situasi di dalam kelas saat mengajar dan saat ia di luar kelas. Perilaku guru seperti itu dapat menunjang prestasi belajar siswa.


Sumber : ilmu pengantar komunikasi " Little jhon "

















Kamis, 17 November 2011

Komunikasi Massa

A.  Proses dan Karakteristik Isi Pesan Komunikasi Massa
Pengertian proses komunikasi massa dikenal dengan media cetak (press), media auditif (radio), media visual (gambar,lukisan) atau media audio visual(televise dan film) yang dimaksud disini adalah alat yang dapat digunakan untuk mencapai massa (sejumlah orang yang tidak terbatas)
Proses komunikasi massa mengikuti formula lasswell terdapat lima unsure yaitu :
     1. Who (Siapa) : Komunikator, Orang yang menyampaikan pesan dalam proses komunikassi massa, bias perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi maupun instasi. Segala masalah yang bersangkutan dengan unusr “Siapa” memerlukan analisi kontrol yaitu analisis yang merupakan subdivisi dari riset lapangan
    2. Says What (apa yang dikatakan) : pernyataan umum, dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan dan sikap yang sangat erat kaitannnya dengan masalah analisis pesan.
   3. In which channel (melalui saluran apa) : media komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi
   4. To whom (kepada siapa) : komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut itu ditunjukan, berkaitan dengan masalah penerima pesan,. Dalam hal ini diperlukan khalayak
   5. With what effect (dengan efek apa) : hasil yang dicapai dari usaha penyampaianpernyataan umum itu pada sasaran yang dituju berkaitan dengan kaitan ini diperlukan adanya analisis efek. 
Karakteristik isi pesan komunikasi :
  • Pesan bersifat umum, komunikasi bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dn tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena, pesan komunikasi massa bersifat umum. 
  • Pesan komunkasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi disekeliling kita dapat dimuat di media massa.
B) Pengertian karakteristik komunikasi massa
1) Komunikator Terlembaga
     Ciri komunikasi massa pertama adalah komunukatornya. Pendapat Wright. Apabila pesan itu akan disampaikan melalui surat kabar, maka prosesnya adalah sebagai berikut : komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginan atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya, pesan tersebut diperiksa oleh penanggung jawab pubrik. Dari penanggung jawab pubrik diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa layak tidaknya pesan itu dimuat dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu.
 2)Pesan bersifat umum Pesan
   bersifat umum, komunikasi bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dn tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunkasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi disekeliling kita dapat dimuat di media massa.
 3)Komunikannya Anomin dan Heterogen
  Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpersonal. Komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya seperti nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikatornya tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latarbelakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
 4) Pesan Serempak
   Kelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi lainya adalah, jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relativ banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Keserampakan media massa itu ialah keserampakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah, contohnya acara televisi yang ditayangkan oleh station tv setiap harinya, ditonton oleh jutaan pemirsa. Mereka secara serempak pada waktu yang sama menonton acara-acara di televisi.
 5) Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
    Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komunikasi massa, yang penting adalah isi. Pada komunikasi antarpersonal, pesan yang disampaikan atau topik yang dibicarakan tidak perlu menggunakan sistematika tertentu. Dalam komunukasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
 6) Bersifat Satu Arah
     Secara singkat komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesonal. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah. Apabila kita sedang menonton berita di televisi kemudian ada beberapa bagian yang tidak dapat kita pahami, kita tidak dapat meminta penyiar untuk mengulang membacakan bagian yang tidak kita pahami itu, pesan harus diterima dengan apa adanya.
7) Stimulasi Alat Indera
    yang Terbatas Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. Sedangkan komunikasi antarpersonal yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa.
8)Umpan Balik Tertunda (Delayed)
Umpan balik atau feedback merupakan factor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik sebagai respon mempunyai volume yang tidak terbatas pada komunikasi antarpersonal, contohnya kernyitan mata, gerak bibir, posisi tubuh, intonasi suara dan gerakan lainnya yang dapat diartikan. Umpan balik ini bersifat langsung (direct feedback) atau umpan balik yang bersifat segera (immediate feedback).
C) Fungsi Komunikasi Massa menurut Dominick (2001)
1) Surveillance (pengawasan)
   Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikantentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi .peringatan ini dengan serta merta dapat menjdai ancaman, sebuah stasiun televisi mengelola program menyangkan sebuah peringatan dalam jangka panjang surat kabar memuat secara berseri , bahaya polusi udara dan pengangguran . Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari hari. berita tentang film apa yang sedang dimainkan dibioskop dan bagaimna harga2 sama bursa efek .
2) Interpatation (Penafsiran)
   media massa tidak hanya memasok fakta dan data tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian kejadian penting contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman rajuk rencana (editorial) surat kabar. penafisarn ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada khalayakpembaca, serta perspektif terhadap berita yang disajikan.
3) Linkage (Pertalian)
   media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu .
4) Transmission of Values (Penyebaran Nilai-nilai)
  fungsi penyebaran nilai tidak kentara. fungsi juga disebut sosialization (sosialisasi) . sosialisasi ini mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.
5) Entertainment (Hiburan)
   sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannnya hampir semua media massa menjalankan fungsi hiburan. televisi adalah media massa yang mengutamkan sajian hiburan. hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangkan hiburan begitupun dengan radio siaran siarannya banyak menayangkan hiburan.
D) Dapat komunikasi massa
     Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara :Komunikasi massa Yaitu komunikasi melalui media massa seperti radio, surat kabar, TV, dsbnya. Langsung atau tanpa melalui media massa Misalnya ceramah, atau pidato di lapangan terbuka.
sumber : buku komunikasi massa . Drs. Elvinaro Ardiantoro, M.Si. |Dra. Lukiati Komala, M.Si. | dra. Siti Karlina M.Si
http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia

Rabu, 16 November 2011

komunikasi non verbal

A. Definisi dan Batas Umum Non Verbal 
Definisi atau batasan mengenai nonverbal. Mengapa hanya komunikasi nonverbal saja yang didefinisikan ? don stacks dalam bukunya Introdustion to communication Theory menjelaskan bahwa perhatian untuk mempelajari aspek – aspek dalam komunikasi nonverbal masih sangat kecil, sehingga dari banayak referensi tentang komunikasi antarmanusia.
Secara sederhana, komunikasi nonverbal dapat didefinisikan sebagai berikut. : non berarti tidak, verbal bermakna kata-kata (words), sehingga komunikasi nonverbal dimaknai sebagai komuniksai tanpa kata-kata 
vocal communaciton yaitu tindak komunikasi yang menggunakan mulut dan verbal communication yaitu tindak komunikasi yang menggunakan kata-kata. Dengan demikian, definisi kerja dari komunikasi non verbal adalah pesan lisan dan bukan lisan yang dinyatakan melalui alat lain diluar alat kebahasaan (oral and nonoral message exspressed by other than linguistic means)


B. Prebedaan anatara Komunikasi verbal dan nonverbal
     Bahwa antara komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dalam arti. Kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna. Namun, keduanya juga memiliki perbedan-perbedaan. Dalam pemikiran Don Stacks dan kawan-kawan, ada tiga yaitu:
  1. Kesengajaan(intentinolity) Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah prsepsi mengenai niat (intent) pada umumnya niat ini menjadi lebih penting ketika kita membicarakan lambang atau kode verbal > Michael Burgoon dan Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi kalu pesan tersebut a) dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan b) diterima oleh penerima secara sengaja pula
  2. Perbedaan –perbedaan simbolik (symbolic differences) Kadang – kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena beberapa damapak simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, pemakai pakain dengan warna atai model tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu ‘pesan’ oleh orang lain (misalnya berpakain hitam dengan warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka cita)
  3. Mehabarian menjelaskan bahwa komunikasi verbal dipandang lebih eksplisit dibanding bahasan nonverbal yang bersifat implisit. Artinya, isyarat-isyarat verbal dapat didefinisikan melalui sebuah kamus yang eksplisit dan lewat aturan sintaksis (kalimat) namun hanya ada penjelasan yang samar samar dan informal mengenai signifikasi beragam perilaku nonverbal.
    Komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa nonverbal, dalam arti ia dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang berubah ubah, sedangkan bahasa nonverbal lebih mengarah kepada reaksi reaksi alami seperti persaan atau emosi.
    Mekanisme pemrosesan (processing mechanism) Perbedaan ketiga antara komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan dengan bagaimana kita memproses informasi. Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak, kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang berfungsi mengendalikan perilaku perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologi (perilaku yang dipelajari dan perilaku social).
    Aturan – aturan yang ada ketika kita berkomunikasi secra nonverbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi verbal yang mempersyaratkan aturan – aturan tata bahasa dan sintaksi . komunikasi nonverbal secara tipikal diekspresikan pada saat tindak komunikasi berlangsung .





C. Fungsi komunikasi verbal dan nonverbal
     Meskipun komunikasi verbal dan nonverbal memiliki perbedan-perbedaan , namun keduanya dibutuhkan untutk berlangsungnya tindak komunikasi yang efektif . fungsi dari lambing-lambang verbal maupun nonverbal adalah untuk memproduksi makna yang komunikatif. Secara historis kode nonverbal sebagai suatu multi saluran akan mengubah pesan verbal melalui enam fungsi: pengulangan (repetition), berlawanan (contradiction), pengganti (substitution), pengaturan (regulation), penekanan (acentuation) dan pelengkap (complementation). 


sumber : buku pengantar ilmu komunikasi . Sasa Djuarsa Sendjaja dkk


A. Definisi dan batas umum non verbal
Definisi atau batasan mengenai nonverbal. Mengapa hanya komunikasi nonverbal saja yang didefinisikan ? don stacks dalam bukunya Introdustion to communication Theory menjelaskan bahwa perhatian untuk mempelajari aspek – aspek dalam komunikasi nonverbal masih sangat kecil, sehingga dari banayak referensi tentang komunikasi antarmanusia.

Secara sederhana, komunikasi nonverbal dapat didefinisikan sebagai berikut. : non berarti tidak, verbal bermakna kata-kata 9words), sehingga komunikasi nonverbal dimaknai sebagai komuniksai tanpa kata-kata . vocal communaciton yaitu tindak komunikasi yang menggunakan mulut dan verbal communication yaitu tindak komunikasi yang menggunakan kata-kata. Dengan demikian, definisi kerja dari komunikasi non verbal adalah pesan lisan dan bukan lisan yang dinyatakan melalui alat lain diluar alat kebahasaan (moral and nonmoral message exspressed by other than linguistic means)



B. Prebedaan anatara Komunikasi verbal dan nonverbal
Bahwa antara komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dalam arti. Kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna. Namun, keduanya juga memiliki perbedan-perbedaan. Dalam pemikiran Don Stacks dan kawan-kawan, ada tiga yaitu

Kesengajaan(intentinolity) Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah prsepsi mengenai niat (intent) pada umumnya niat ini menjadi lebih penting ketika kita membicarakan lambang atau kode verbal > Michael Burgoon dan Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi kalu pesan tersebut a) dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan b) diterima oleh penerima secara sengaja pula

Perbedaan –perbedaan simbolik (symbolic differences) Kadang – kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena beberapa damapak simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, pemakai pakain dengan warna atai model tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu ‘pesan’ oleh orang lain (misalnya berpakain hitam dengan warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka cita)
Mehabarian menjelaskan bahwa komunikasi verbal dipandang lebih eksplisit dibanding bahasan nonverbal yang bersifat implisit. Artinya, isyarat-isyarat verbal dapat didefinisikan melalui sebuah kamus yang eksplisit dan lewat aturan sintaksis (kalimat) namun hanya ada penjelasan yang samar samar dan informal mengenai signifikasi beragam perilaku nonverbal.
Komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa nonverbal, dalam arti ia dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang berubah ubah, sedangkan bahasa nonverbal lebih mengarah kepada reaksi reaksi alami seperti persaan atau emosi 
Mekanisme pemrosesan (processing mechanism) Perbedaan ketiga antara komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan dengan bagaimana kita memproses informasi. Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak, kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang berfungsi mengendalikan perilaku perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologi (perilaku yang dipelajari dan perilaku social).
Aturan – aturan yang ada ketika kita berkomunikasi secra nonverbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi verbal yang mempersyaratkan aturan – aturan tata bahasa dan sintaksi . komunikasi nonverbal secara tipikal diekspresikan pada saat tindak komunikasi berlangsung .



C. Fungsi komunikasi verbal dan nonverbal
Meskipun komunikasi verbal dan nonverbal memiliki perbedan-perbedaan , namun keduanya dibutuhkan untutk berlangsungnya tindak komunikasi yang efektif . fungsi dari lambing-lambang verbal maupun nonverbal adalah untuk memproduksi makna yang komunikatif. Secara historis kode nonverbal sebagai suatu multi saluran akan mengubah pesan verbal melalui enam fungsi: pengulangan (repetition), berlawanan (contradiction), pengganti (substitution), pengaturan (regulation), penekanan (acentuation) dan pelengkap (complementation). 

Fungsi komunikasi nonverbal dipandang sebagai pesan – pesan yang holistic, lebih dari pada sebagai sebuah fungsi pemrosesan informasi yang sederhana. Fungsi –fungsi holistic mencakup identifikasi, pembentukan dan manajemen kesan, muslihat, emosi, dan struktur percakapan . karenanya, komunikasi nonverbal terutama berfungsi mengendalikan (controlling), dalam arti supaya orang lain dapat melakukan apa yang kita perintahkan

sumber : buku pengantar teori komunikasi Sasa Djuarsa Sendjaja, dkk.
http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/




Rabu, 26 Oktober 2011

Informasi Pesan dan Makna

1.Konsep dan Teori komunikasi

Data dan Informasi

*DATA
benda, kejadian,aktivitas, dantransaksi, yg tidak
mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara
langsung kepada pemakai.

*INFORMASI
data yg telah diproses sedemikian rupa sehingga
meningkatkan pengetahuan seseorang y gmenggunakan
data tersebut(Mc Fadden,dkk)

Ciri–CiriINFORMASI
BENAR ATAU SALAH
Informasi berhubungan dgn kebenaran terhadap
kenyataan

BARU
Informasibenar-benar baru bagi sipenerima
TAMBAHAN

Informasi dapat memperbaharui/ memberikanperubahan
terhadap informasi yg telah ada
KOREKTIF

Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap
informasi sebelumnya yg salah/kurang benar.

PENEGAS

Informasi dapat mempertegas informasi yg telah ada
sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

Model SistemKomunikasi

Model initerdiridarilima elemen:
ꭈINFORMATION SOURCE: adalahyang memproduksipesan
ꭈTRANSMITTER : ygmenyandikanpesandalambentuksinyal
ꭈCHANNEL : adalahsaluranpesan
ꭈRECEIVER : adalahpihakyang menguraikana
ꭈDESTINATION : adalahdimanapesansampai
ꭈDISTORSI : disebabkanolehsuatuoperasiygdiketahui
dandapatdikoreksiolehoperasilain
ꭈBISING : adalahgangguantidakmenentudantidak
terduga

ReduksiData

•Mengurangidata (banyaknyadata) yang disimpan/disajikan
untuk dipakai manusia.
Reduksi data terdiri dari:
뙈Klasifikasi data dan Kompresi
뙈Peringkasan & Penyaringan Keorganisasian
뙈Inferensi(PengambilanKeputusan)
Klasifikasi data dan Kompresi
Sistem dapa tmenggolongkan data untuk mengurangi volume
data.
Klasifikasi secara keseluruhan yg berbeda-beda
menyatakan pemampatan/ kompresidata.

Reduksi Data

Tingkat peringkasan tergantung pada tingka tpengambil keputusan
misalnya :
DIREKTUR : meringkas penjualan dgn total penjualan perdaerah
MANAGER PENJUALAN : meringkas penjualan berdasarkan masing–
masing wiraniaga dan berdasarkan produk
Contoh:
Sikap pelanggan yg diterima wiraniaga, perubahan kebijakan
agen-agen & kondisi keuangan para pensuplai. Pesan-pesan ini
diringkas dalam berbagai cara dalam perjalanannya menuju
puncak organisasi. Efisiensi komunikasi tergantung pada metode
keorganisasian untuk mendapatkan data & saluran komunikasi yg
tersedia .

Reduksi Data

Inferensi(PengambilanKeputusan)
mereduksi data dgn cara mengambil keputusan dari seperangkat
data & inferens( bukandata ygresmi) untuk dikomunikasikan dalam
organisasi
Contoh pesanin ferensi:
Dugaan peranan lembagaan tirust dalam merger pada periode
mendatang. Data ini tidak memiliki kepastian, tetapi penerima
inferensi mengandalkan data ini.

http://www.scribd.com/doc/54942186/Konsep-Informasi


2. Pesan dan Makna

PESAN

Bentuk lambang dan pesan komunikasi dapat diartikan sebagai kode atau symbol atau tanda yang digunakan komunikator untuk mengubah pesan yang abstrak menjadi konkret lambang. Setiap lambang komunikasi dapat dibedakan menjadi khusus dan umum, ada juga lambang komunikasi yang bersifat dalam penggunaanya.

Lambang Komunikasi khusus diantaranya meliputi lambang-lambang yang bersifat khusus seperti pada bidang lalu lintas lampu merah (warna merah) diwajibkan untuk berhenti.
Lambang komunikasi umum di antaranya meliputi lambang-lambang yang bersifat umum, diantaranya seperti gerak-gerik seseorang (mimic)
Lambang komunikasi verbal meliputi tulisan.dan bahasa lisan

Lambang komunikasi non verbal meliputi mimic, gerak-gerik dan tingkah laku.

Lambang komunikasi tersebut dapat digabung menjadi lambang komunikasi verbal-umum: bahasa lisan dan tulisan contohnya teks yang ada pada buku ini. Lambang komunikasi verbal-khusus yang bahasa lisan dan penggunaanya khusus pada bidang atau kalangan tertentu, misalnya: bahasa kaum waria. Lambang komunikasi non verbal umum seperti suara , mimic, dan gerak-gerik. Lambang komunikasi non verbal khusus seperti warna, gambar, nada. Misalnya pada bidang lalu lintas, merah (stop), kuning (hati-hati), hijau jalan.

Suatu pesan mempunyai makna yang berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Karena makna pesan berkaitan dengan masalah penafsiran yang menerimanya. Berkaitan dengan makna ini, Brodbeck (1963) (dalam Fisher, 1985:344-5) menjelaskan tiga macam makna yang berbeda-beda . pertama, makna referensial, yakni makna suatu istilah mengenai objek, pikiran, idea tau konsep yang ditunjukkan oleh istilah itu, makna itu lahir dari pikiran seseorang ketika suatu istilah merujuk pada suatu objek. Misalnya, istilah “kendaraan” merujuk pada mobil, motor dan sepeda, artinya sesuatu yang dapat ditumpangi dan membawa penumpangnya pada jarak tertentu. Kedua, makna yang menunjukkan arti suatu istilah yang dihubungkan dengan konsep-konsep lain. Misalnya, istilah perang dingin kini tidak dipakai lagi setelah blok timur runtuh. Banyak istilah menjasi tidak berarti lagi setelah ditemukan kesalahan pada konsep yang lama. Ketiga, makna intensional, yakni arti suatu istilah atau lambing tergantung pada apa yang dimaksudkan oleh si pemakai dengan arti lambing itu. Makna inilah yang melahirkan makna individual

Pesan memiliki sifat yang abstrak , untuk dapat membuatnya konkret diperlukan merubah untuk menjadi lambang-lambang komunikasi. Rangkaian lambang-lambang komunikasi dalam satuan system sehingga membentuk makna disebut bahasa. Proses merubah pesan menjadi lambang komunikasi atau kode kita disebut proses penyedia.dan alatnya disebut alat penyandi (encoder), komunikator penyandi pesan disebut (encode) menjadi lambang komunikasi. Ketika sampai pada sisi komunikan, rangkaian lambang komunikasi yang membentuk bahasa tersebut harus diterjemahkan kembali menjadi pesan.agar dapat dimaknai oleh komunikan. Proses mengurai lambang komunikasi kembali pada makna pesan kita sebut penyedian balik (decoding) dan alatnya disebut alat penyandi balik (decoder). Alat yang berfungsi untuk meng-encode men decode adalah soft ware ciptaan Tuhan; akal budi, peralatan rohania yang semata dimiliki makhluk manusia. Pemahaman tentang penyandian (encoding) pada sisi komunikator dan penyandian balik (decoding) pada sisi komunikan adalah penting untuk mengkaji proses pembentukkan dan pemaknaan pesan.

Pengertian penyandian encoding-decoding, sebagai mana diutarakan, mengacu pada proses penyandian dan penyandian balik., sedangkan decoder dan encoder mengacu pada alatnya. Dalam komunikasi antarmanusia tanpa media, alat encoer dan decoder adalah peralatan rohania, terutama akalnya, soft ware sebagai alat penyandi dan penyandi balik saat manusia berkomunikasi. Selain itu juga danya hard ware sebagai alat piranti keras yakni peralatan jasmaniah misalnya mata untuk melihat dsbnya. Apabila pesan terkirim disebut dengan transmit dan pengirim disebut sebagai transmitter. Pesan yang telah disampaikan diterima disebut dengan receive dan penerimanya disebut dengan receiver.

Menurut teori segitiga makna, lambang komunikasi mengacu kepada sesuatu diluar dirinya, yaitu objek dan ini akan mempunyai pengaruh pada pikiran pemakainya. Hal ini terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara ketiga elemen itu. Hasil dari hubungan ini menimbulkan makna atas suatu objek.yang kemudian disimbolkan sebagai lambang komunikasi oleh pemakainya.

Hubungan antara bentuk pesan (lambang komunikasi) dengan makna pesan dalam pikiran pemakainya menghasilkan dimensi-dimensi sebagai berikut:

Dimensi Referential (referen atau rujukan) makna merujuk pada objek tertentu.seperti lambang huruf P dicoret berarti larangan parker.
Dimensi Experiential (pengalaman dan pendidikkan)makna berkaitan dengan pengalaman dan pendidikkan pemakai atas objek contoh bagi anda yang belum mengenal lambang “procastrinator” tidak akan menemukan makna dari lambang komunikasi tersebut.
Dimensi Purposive (tujuan): makna berkaitan dengan tujuan dari manusia pemakainya.contoh kita harus hati-hati terhadap kawan yang menatap mata kita apakah dengan mesra atau dengan tegas.

Jika ketiga dimensi tersebut kita satukan dalam bentuk segitiga, kemudian kita kaitkan dengan objeknya hal ini akan melahirkan ‘” teori Paramida makna”. Hubungan ketiga dimensi di atas dengan objeknya menunjukkan bahwa rujukan atas pemakaian suatu lambang komunikasi (refrential) didasarkan kepada pengalaman dan pendidikkan dari pemakaian atas objek yang dirujuk oleh lambang itu guna menunjukkan tujuan dari si pemakai, contoh apabila seseorang mengatakan kata cinta berarti dia merujuk dari pengalaman akal budinya mengenai objek dari istilah cinta unuk menunjukkan bahwa ia menyayangi anda.

MAKNA

Makna muncul dari hubungan khusus antara kata (sebagai symbol verbal) dan manusia. Suatu pesan mempunyai makna yang berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Karena makna pesan berkaitan dengan masalah penafsiran yang menerimanya. Mendung dilangit merupakan pesan yang menggembirakan bagi petani, namun tidak bagi pedagang.

Makna tidak melekat pada kata-kata, namun kata-kata membangkitkan makna dalam pikiran orang. Jadi, tidak ada hubungan langsung antara suatu objek dan symbol yang digunakan untuk mempresentasikannya. Ketika mengatakan saya “saya sakit perut”, mis, pengalaman itu nyata, tetapi tidak seorang pun dapat merasakan rasa sakit itu. Jadi hubungan itu diciptakan dalam pikiran sipembicara

C.K. Ogden dan I.A. Richards mengemukakan hubungan ini secara gramatikal dalam segitiga makna..

Pikiran atau rujukan

(orang)

Tanda (kata/simbol) referen (objek)

ket : garis putus-putus menunjukkan bahwa tidak ada hubungan langsung atau alamiah antara kedua hal itu.

Suatu pesan mempunyai makna yang berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Karena makna pesan berkaitan dengan masalah penafsiran yang menerimanya. Mendung dilangit merupakan pesan yang menggembirakan bagi petani, namun tidak bagi pedagang.

Brodbeck menjelaskan 3 macam makna yang berbeda:

Makna referensial, yaitu makna suatu istilah mengenai objek, pikiran ide, atau konsep yang ditunjukkan oleh istilah itu.
Makna yang menunjukkan arti suatu istilah yang dihubungkan dengan konsep-konsep lain.
Makna intensional, yakni arti suatu istilah atau lambang tergantung pada apa yang dimaksudkan oleh sipemakai dalam arti lambang itu.

Menurut Fiske, makna muncul ketika sebuah tanda (kata, tulisan, symbol, isyarat,) yang mengacu pada suatu objek(bias mengacu pada benda, idea tau konsep) dipakai oleh pengguna tanda, saat itulah terjadi proses pembentukan makna disalam benak si pemakai.

Ferdinand D. Sausure mengatakan bahwa makna dapat ditemukan dimana-mana. Kita mengurai kode makna jika kita belajar untuk membaca tanda-tanda dan mengapresiasi relasi. Menurut S.I. Hayawaka, Semantika adalah ilmu mengenal makna kata-kata. Makna dalam kamus tentu lebih bersifat kebahasaan (linguistik), yang punya banyak dimensi.

Little John menyimpulkan bahwa makna mempunyai 3 dimensi, yaitu:

Dimensi referensial (rujukan). Berarti bahwa secara jelas kata-kata dan symbol yang lain untuk menunjukkan objek, situasi, kondisi, atau pernyataan.
Dimensi eksperential. Artinya makna adalah bagian terbesar dari suatu pengalaman tentang objek.
Dimensi purposisive. Maksudnya tujuan seseorang bertatap muka atau berkomunikasi adala aspek yang penting dari makna.

3. masalah bahasa dalam komunikasi

masalah membentuk ayat & menggabungkan bunyi (fonologi)
masalah mengunakan tatabahasa atau nahu seperti ganti nama & sebagainya (morfologi).
masalah menyusun perkataan & sebagaimana perkataan berkaitan antara satu sama lain (sintaksis).
Masalah pertuturan yang melibatkan perbehandaraan kata dimana makna perkatan mungkin dalam bentuk abstrak atau konkrit (semantik).
Masalah menggunakan bahasa mengikut konteks sosial & berbeza (pragmatik).
Masalah bahas boleh berlaku dalam kes-kes kerencatan mental, masalah pembelajaran. bahasa, masalah bahasa spesifik, autism, kecederaan otak serius, kelewatan bahasa & penderaan.

http://www.scribd.com/doc/21243661/MASALAH-KOMUNIKASI


http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia

Selasa, 25 Oktober 2011

Model - Model Komunikasi

1. pengertian dan fungsi model

Pengertian Komunikasi

Proses penyampaian pesan berupa ide, gagasan, emosi, keterampilan ataupun pesan lainnya baik secara verbal ataupun nonverbal dari pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikan) melalui channel / media untuk mendapatkan respons.

Dalam penyampaian komunikasi, ada beberapa teori yang menggambarkan peliknya hubungan antara komunikator dan komunikan. Teori-teori ini tidak serta merta dapat diaplikasikan di masyarakat atau ke setiap orang, melainkan memerlukan sebuah situasional tertentu yang memungkinkan teori-teori ini bekerja.

model komunikas

1. Model Komunikasi Intrapribadi

Merupakan proses pengolahan dan penyusunan informasi melalui sistem syaraf dalam otak yang disebabkan oleh stimulus yang ditangkap oleh panca indera. Dalam hal ini, semua isyarat dan informasi setelah di-decode, akan membentuk (encode) mengenai isyarat perilaku nonverbal baik positif, netral atau negatif.
2. Model Komunikasi Antarpribadi

Model komunikasi ini dapat diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang, tiga atau bahkan empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak terstruktur.
3. Model Stimulus-Respons
Merupakan model komunikasi yang berasal dari aksi sehingga
menimbulkan reaksi.

Dalam perkembangannya, sifat, tujuan dan fungsi teori komunikasi dapat saja berbeda-beda menurut peruntukan dan situasi yang dialami oleh komunikator dan komunikan. Perluasan makna dan fungsi dapat saja terjadi dalam sebuah proses komunikasi yang berdasarkan pada sebuah teori atau model tertentu di dalam proses tersebut.


2. model dasar komunikasi

Menurut Om Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam “dunia nyata”.

B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari fenomena yang dijadikan model.

Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. mengatakan bahwa model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori.

3. model model pengaruh komunikasi

Dalam sebuah organisasi setiap orang yang terlibat didalamnya ketika melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya baik selaku pimpinan diberbagai tingkatan maupun para staf , agar pekerjaannya dapat terlaksana dengan lancar dan harmonis untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati dan ditetapkan, maka unsur kerjasama harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan terjadinya proses kerjasama maka unsur komunikasipun dengan sendirinya akan tercipta dalam sebuah organisasi, karena apapun bentuk instruksi, informasi dari pmpinan ke bawahan maupun sebaliknya telaahan, masukan, laporan dari bawahan ke pimpinan, antara sesama bawahan senantiasa dilakukan melalui proses komunikasi“. Semua aktivitas kebanyakan dicakup dalam komnikasi, dimana komunikasi merupakan dasar bagi tindakan dan kerja sama “.(A.W. Widjaya dan Arsyik Hawab, 1987:47).


http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia

Proses Komunikasi

1. prinsip dasar proses komunikasi

Proses komunikasi melibatkan tujuh elemen, yaitu sumber, pesan, saluran, penerima, akibat/hasil, umpan-balik, dan gangguan. Dalam setiap proses komunikasi, sumber dan penerima pesan komunikasi, masing-masing melakukan tiga kegiatan atau tindakan: encoding (membentuk kode-kode pesan), decoding (memecahkan kode-kode pesan), dan interpreting (menginterpretasikan arti pesan). Sumber/pengirim pesan/komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi/institusi yang mengambil inisiatif menyampaikan pesan. Pesan adalah berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar, angka, gestura. Saluran yaitu sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, gelombang udara dalam konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka). Penerima/komunikan, yaitu seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/institusi yang menjadi sasaran penerima pesan. Akibat/dampak/hasil yang terjadi pada pihak penerima/kominikan. Umpan balik/feedback, yaitu tanggapan balik dari pihak penerima/komunikan atas pesan yang diterimanya. Gangguan (noise) adalah faktor-faktor fisik ataupun psikologis yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran proses komunikasi.

Proses komunikasi akan berjalan baik, apabila antara sumber dan penerima pesan terdapat pertautan minat dan kepentingan (overlaping of interest). Pertautan minat dan kepentingan ini akan terjadi apabila terdapar persamaan (dalam tingkatan yang relatif) dalam hal kerangka referensi antara sumber dan penerima pesan. Proses komunikasi antara sumber dan penerima ini, dalam prakteknya seringkali tidak dapat berjalan baik karena adanya gangguan, baik gangguan yang bersifat fisik maupun gangguan yang bersifat psikologis. Berdasarkan tingkat partisipasi dari sumber dan penerima pesan, proses komunikasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah adalah suatu bentuk proses komunikasi dimana yang aktif adalah pihak sumber. Pihak penerima pesan bersifat pasif. Dalam arti hanya menerima pesan yang disampaikan oleh sumber tanpa memberikan umpan balik berupa tanggapan, reaksi atau pendapat atas pesan yang diterimanya. Komunikasi dua arah adalah sumber dan penerima masing-masing terlibat aktif dalam penyampaian pesan dan umpan balik. Contoh komunikasi satu arah adalah komunikasi melalui media massa seperti radio, TV, surat kabar dan majalah. Contoh komunikasi dua arah antara lain komunikasi antar pribadi seperti percakapan tatap muka antara dua orang atau lebih atau pembicaraan melalui telepon dan HP.

2. tingkatan proses komunikasi

Menurut Denis McQuail (1987) “ Mass Communication Theory “
proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 6 tingkatan sbb :
1. Komunikasi intrapribadi : proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang
2. Komunikasi antar pribadi : kegiatan komunikasi secara langsung
3. Komunikasi dlm kelompok : kegiatan komunikasi yang berlangsung diantara anggota
suatu kelompok
4. Komunikasi antar kelompok : kegiatan komunikasi yang berlangsung antara satu
kelompok dengan kelompok lain
5. Komunikasi organisasi : mencakup kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi
6. Komunikasi dgn masyarakatluas : komunikasi ditujukan pada masyarakat secara luas
bentuk komunikasi dapat di lakukan lewad media
dan langsung . misal : ceramah

3. tujuan dan akibat komunikasi

Tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan, yaitu kepentingan sumber dan kepentingan penerima. Tujuan komunikasi dari suut kepentingan sumber antara lain: 1) memberikan informasi, 2) mendidik, 3) menyenangkan/menghibur, dan 4) menganjurkan suatu tindakan/persuasi. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima antara lain: 1) memahami informasi, 2) mempelajari, 3) menikmati, dan 4) menerima atau menolak anjuran. Tujuan komunikasi juga dapat dipandang dari sudut sosial dan individu. Tujuan komunikasi dipandang dari sudut kepentingan sosial adalah: 1) berbagai pengetahuan umum tentang lingkungan sekitarnya, 2) sosialisasi peran, nilai, kebiasaan terhaap anggota-anggota baru, 30 memberi hiburan kepada warga masyarakat, menciptakan bentuk-bentuk kesenian baru, dll, 4) pencapaian konsensus, mengontrol tingkah laku. Tujuan komunikasi dipandang dari keentingan individu adalah: 1) menguji, mempelajari dan memperoleh gambaran tentang realitas, kesempatan dan bahaya, 2) memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk hidup bermasyarakat, 3) menikmati hiburan, rileks, melarikan diri dari kesulitan hidup sehari-hari, dll, 4) menentukan keputusan/pilihan, bertindak sesuai aturan sosial.

Hasil dan akibat komunikasi pada dasarnya menyangkut tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Aspek kognitif, yaitu menyangkut kesaaran dan pengetahuan. Misalnya: menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu dan kenal. Aspek afektif yaitu menyangkut sikap atau perasaan/emosi. Misalnya: sikap setuju/tidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan benci an menyukai. Aspek konatif, yaitu menyangkut perilaku/tindakan. Misalnya: berbuat seperti apa yang disarankan, atau berbuat sesuatu tidak seperti apa yang disarankan (menentang).

Komunikasi juga mempunyai empat fungsi sosial. Keempat fungsi sosial tersebut adalah: 1) pengawasan lingkungan, 2) korelasi di antara bagian-bagian dalam masyarakat untuk mencapai konsensus; 3) transmisi nilai-nilai/warisan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya (fungsi ini disebut fungsi sosialisasi), dan 4) fungsi hiburan. Fungsi pengawasan menunjuk pada upaya pengumpulan, pengolahan, produksi dan penyebarluasan informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi. Upaya selanjutnya adalah diarahkan paa tujuan untuk mengendalikan apa yang terjadi di lingkungan masyarakat. Fungsi korelasi menunjuk paa upaya memberikan interpretasi atau penafsiran informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi. Atas dasar penafsiran informasi ini diharapkan berbagai kalangan masyarakat mempunyai pemahaman, tindakan atau reaksi yang sama atas peristiwa-peristiwa yang terjadi. Fungsi sosial menunjuk pada upaya pendidikan dan pewarisan nilai-nilai, norma-norma, dan prinsip-prinsip dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Terdapat banyak model yang menjelaskan proses tahapan hasil atau akibat komunikasiyang terjadi i kalangan penerima. Tiga diantaranya adalah model AIDA (Attention, Interest, esire an Action), model Hierarki Efek dan model Adopsi Inovasi. Model AIDA memberikan gambaran bahwa dampak atau hasil komunikasi yang terjadi pada seseorang setelah ia menerima sesuatu pesan akan menyangkut empat hal, yaitu perhatian, minat, keinginan dan tindakan. Diasumsikan bahwa tindakan yang diambil pada dasarnya didorong oleh adanya perhatian, minat dan keinginan. Model Hierarki Efek hampir sama dengan AIDA, hanya saja proses pentahapannya lebih kompleks, yaitu mencakup 6 tahap, yaitu menyadari, mengetahui, menyukai, memilih, meyakini dan membeli. Model adopsi inovasi (penerimaan ide/gagasan) meluputi lima tahap, yaitu pengetahuan, persuasi, keputusan, pelaksanaan dan konfirmasi. Model AIDA dan Hierarki Efek banyak digunakan dalam penelitian persuasi dan periklanan, sementara model Adopsi Inovasi digunakan dalam penelitian difusi inovasi (penyebaran ide baru) Ketiga model ini menjelaskan urutan tahapan hasil/akibat komunikasi dari mulai tahap kognitif, ke tahap afektif sampai tahap konatif. Dalam prakteknya ketiga tahapan hasil/akibat komunikasi tersebut dapat terjai secara terbalik atau tidak berurutan.

sumber : JURNAL URIP SANTOSO

http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia